Rabu, 18 Agustus 2010

Pandangan Generasi muda terhadap Pertanian

Citra pertanian di kalangan anak muda saat ini mulai merosot. Sementara pengetahuan tentang pertanian yang mereka miliki sangat minim. Dapat dibayangkan bagaimana buruknya wajah pertanian pada 50 – 100 tahun kedepan, jika tidak didukung oleh SDM yang handal dan berdedikasi tinggi mencintai dunia pertanian
Generasi muda di desa beramai-ramai menjadi kaum urban, meninggalkan desa dan status petani. Anak-anak petani lebih memilih bekerja di kota yang menyebabkan kosongnya kantong-kantong pertanian potensial dan berkurangnya generasi muda potensial di pedesaan. Ini disebabkan masih membudayanya pandangan petani sebagai pekerjaan kelas dua, di samping masih sempitnya kesadaran dan pemahaman akan potensi pertanian.
Indonesia memiliki potensi sangat besar di bidang pertanian ditinjau dari ketersediaan lahan, kesesuaian iklim, tenaga kerja (melimpah), komoditas beragam, dan kekayaan hayati. Indonesia memiliki lahan luas, yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian berkelanjutan. Ini dimanfaatkan negara lain, seperti Malaysia, yang memperluas lahan pertaniannya di Pulau Sumatera dan Kalimantan, antara lain, untuk komoditas perkebunan. Karena iklim tropis, banyak jenis tanaman yang dapat dikembangkan di Indonesia . Ditambah lagi dengan daerah bergunung yang cocok untuk tanaman subtropis. Komoditas pertanian menjadi beragam, seperti perkebunan, pangan, rempah dan obat, energi nabati, hortikultura (sayur, buah, flora), serta serat alam. Indonesia juga pernah menjadi salah satu pemasok utama dunia, antara lain, komoditas kelapa sawit, kakao, teh, kopi, karet alam, dan rempah - rempah. Sayangnya potensi itu kini tidak lagi optimal untuk dikembangkan oleh genarsi muda...

Mengapa harus generasi muda..?
Kita meyakini bahwa bumi ini diciptakan bukan untuk satu jaman saja. Ketika sebuah generasi sudah menginjak usia senja maka generasi baru akan muncul untuk menggantinya. Sebuah ungkapan para filosofi juga seringkali mengingatkan kita bahwa "bumi dan alam semesta ini bukanlah warisan dari para leluhur kita melainkan titipan bagi anak cucu (generasi penerus) kita". Maksudnya adalah bahwa generasi muda dan juga generasi penerus kita nantinya juga memiliki hak untuk merasakan tanah yang subur, udara yang segar, air yang jernih dan kewajiban mengelolanya dengan baik.
"Inilah bentuk perjuangan….Kita tidak bisa bergantung pada para orang tua dulu apalagi kepada orang lain. Memang terasa sangat sulit. Tapi tetap harus mengambil inisiatif untuk memulainya. Kalau tidak dimulai dari sekarang, lalu kapan lagi ?" Jadi, mulai hari ini jadilah Pemuda-Pemudi yang Bangga Jadi Petani Generasi Baru (^_^)

Apa yang harus dilakukan pemerintah?
Pemerintah harus melakukan pembinaan secara rutin agar mereka memiliki tingkat kedisiplinan dan daya saing yang tinggi.Salah satunya dengan cara memperbaiki infrastruktur pendidikan pertanian yang diperlukan dan kepastian untuk mendapatkan lapangan kerja yang sesuai dibidangnya.

Membuat terobosan atau daya tarik di bidang pertanian supaya generasi kita ,khususnya generasi muda tertarik dengan pertanian dengan mengunakan teknologi seperti yang di lakukan di negara Jepang.Karena selama ini anggapan generasi muda terhadap pertanian kurang ,bahkan mereka berpikir negatif , dan kurang mengutungkan kalau mendalami bidang pertanian.Kurikulum yang didesain seharusnya disesuaikan dengan apa tujuan program pendidikan jurusan pertanian yang ingin dicapai. Dengan semakin jelasnya tujuan atau target yang akan dicapai, maka langkah-langkah yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut akan semakin terfokus dan tepat sasaran pula.

Setya Budi Darmawan
Agroteknologi 2010 umy



Tidak ada komentar:

Posting Komentar