Minggu, 22 Agustus 2010

Padi Organik Ramah Lingkungan dan sebagai salah satu cara penyelamatan lingkungan

 

Sejak dulu indonesia sudah mengenal sistem pertanian organik seperti sistem pertanian tiga strata di bali, sistem pernaian tanaman lorong dan lain-lain. Akan tetapi sejak di kembangkannya revolusi hiau leh pemerintah di akhir tahun 1960-an, sistem pertanian organik banyak di tinggalkan oleh petani akibat dari minimnya hasil produksi pertanian dibandingkan dengan hasil dari penambahan bahan2 anorganik pada revolusi hijau.

Menurut pendapat beberapa ahli, revolusi hijau (penggunaan pestisida, pupuk anorganik dah varietas unggul) mengakbiatkan terjadinya penurunan kualitas lahan berupa menurunnya kesuburan fisik dan biologi tanah. Struktur tanah menjadi lebih padat dan keras, sehingga mempengaruhi porositas dan permeabilitas. Biota dan mikrobita tanah juga mengalami degradasi dalam hal jumlah. Akibat dari penggunaan pestisida, biota2 tanah banyak yg mati sehingga memotong rantai makanan yg mengakibatkan meningkatnya populasi-populasi hama lain pada beberapa jenis tanaman. Selain itu biota tanah dan mikroba tanah juga merupakan organisme yg membabtu perombakan unsur-unsur sehingga tersedia bagi tanaman. Akibat dari kondisi seprti di atas maka ada baiknya mempertimbangkan kembali pemanfaatan produk2 kimia yg berasal dari revolusi hijau tersebut.
Pertanian organik diharapkan mampu mngembalikan kondisi alam yg telah kacau balau akibat dari proses revolusi hijau pada 3 dekade belakangan ini. Dengan penerapan sistem pertanian organik, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah dapat dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga menciptakan pertanian yg berkelanjutan.
Menurut deptan Pertanian Organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Lebih lanjut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Serifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi. Dalam hal ini penggunaan GMOs (Genetically Modified Organisme) tidak diperbolehkan dalam setiap tahapan pertanian organik mulai produksi hingga pasca panen.
Pertanian organik yang merupakan bentuk dari pemanfaatan secara keseluruhan dari bahan-bahan organik dalam penarapannya akan memberikan dampak yang baik bag lingkungan sekitar, sehingga pertanian yang berkelanjutan yang diharapkan mampu memberikan hasil yang konsisten setiap musim panen dapat di capai. Saat ini dengan sistem pertanian moderen (pemanfaatan bahan2 kimia anorganik) sebenarnya sudah mampu meberikan hasil yang maksikmal, tetapi efek samping dari sistem pertanian moderen sangat merugikan lingkungan dan konsumen produk pertanian seperti rusaknya ekosistem, dan penyakit2 jangka panjang pada manusia.
Paradigma masyarakat terhadap penerapan pertanian organik berbeda dan bahkan cenderung di abaikan, kerana presepsi masayakat terhadap pertanian organik masih kurang baik. Kuantitas hasil yang tidak signifikan pada saat-saat awal penerapan pertanian organik membuat beberapa petani susah menerima pertanian organik, sedangkan pertanian moderen dapat memberikan kuantitas hasil yang lebih cepat dan signifikan. Padahal sebenarnya untuk jangka panjang pertanian organik merupakan sistem pertanian yang memberikan hasil sama baik dari pada pertanian moderen bahakan kualitas kesehatan dari hasil pertanian organik lebih baik.
Pertanian organik selain melindungi lingkungan, juga dapat melindungi konsmen pemanfaat hasil pertanian organik. Banyak sekali hasil penelitian yang mengungkapkan penyakit2 yang ditimbulkan oleh penerapan pertanian modern seperti kanker dan tumor, akan tetapi masalah inipun masih menjadi polemik dimasyarakat. Pemnfaatan pestisida berlebihan memang menimbulkan kerusakan lingkungan an kesehatan, apalagi bahan2 kimia yang berasal dari pestisida kimia susah untuk di daur ulang oleh lingkungan dan cenderung bertahan dilingkungan yang mengakibatkannya sebagai sumber racun bagi mahluk hidup disekitarnya.\

Setya Budi Darmawan
Agroteknologi 2010
umy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar