Rabu, 22 September 2010

Ritual-Ritual Jawa

Budaya-budaya dan Tradisi yang berkembang dimasyarakat
Sebagimana diketahui,dalam tradisi Islam Jawa,setiap kali terjadi perubahan siklus kehidupan manusia, rata-rata mereka mengadakan ritual selamatan atau wilujengan (Memohon keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup),dengan memakai berbagai benda-benda makanan sebagai simbol penghayatan atas hubungan diri dengan Allah.
Ritual-ritual atau upacara yang sering dilakukan:
1. Wiwit : Yaitu ritual yang dilakukan oleh petani yang akan melakukan panen. Wiwit sebagai rasa syukur kepada Allah karena hasil panen bagus. Wiwit dilakukan disawah dan setelah ritual selesai,makanan langsung dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ada disekitar situ. Wujud makanannya tidak mewah yaitu Nasi, Gudangan, Sambel gepleng ,Apem, Telur, Peyek. Tetapi rasanya sangat enak.
2. Brokohan: Yaitu ritual yang dilakukan Petani bila hewan ternaknya melahirkan. Brokohan dilakukan satu minggu sejak kelahiran hewan tersebut. Biasanya yang dibrokohi hewan Sapi, Kerbau, Kuda. Sedangkan ayam,kambing,kelinci tidak dilakukan brokohan. Karena Brokohan memerlukan dana yang cukup banyak. Brokohan dilakukan dengan cara membagi-bagikan makanan kepada warga sekitar. Makanan yang ada dalam brokohan yaitu Nasi, Tempe, Telur, Gudangan dan tidak ketinggalan minumannya dawet.
3. Merti dusun: Acara Merti dusun dilakukan setelah daerah tersebut panen raya. Kegiatan ini sebagai simbol rasa syukur kepada Allah karena telah memberikan rezeki yang melimpah. Acara tersebut dilaksanakan tingkat pedukuhan. Dan memerlukan dana yang cukup banyak. Pada tahun ini acara Merti dusun mencapai 15 juta. Anggaran didapat dari iuran warga dan pemerintah desa. Biaya banyak karena pada malam harinya ada pagelaran kesenian wayang kulit semalam suntuk yang disaksikan ratusan orang. Konon Tanaman Padi yang mengatur Dewi Sri. Dewi Sri sangat senang bila ada pagelaran wayang kulit,sehingga hasil pada tahun mendatang akan melimpah. Bila tidak dilakukan merti dusun hasil panen tidak memuaskan,bahkan pernah terjadi gagal panen.
4. Baritan : Bariran adalah ritual untuk meminta air hujan kepada Allah swt. Baritan dilakukan bila sudah pada waktunya menanam padi,tetapi hujan tidak turun-turun. Kegiatan ini dilakukan oleh warga ditempat-tempat yang dikeramatkan misalnya: di belik atau sumur,di Sungai,di kuburan yang dikeramatkan, dan lain-lain. Prosesi acara ini yaitu tahlilan yang dipimpin oleh pemuka agama, dilanjutkan adzan 4 orang secara bersama-sama ,Dilanjutkan makan-makan. Setelah acara ini dilakukan tidak lebih dari 3 hari hujan akan turun deras.
5. Kenduri: Sebagian besar muslim jawa memiliki tradisi mengadakan kenduri dan selamatan (wilujengan) sebagai apresiasi atas semangat bersedekah dari ajaran islam. Kenduren adalah upacara sedekah makanan karena seseorang telah memperoleh anugrah atau kesuksesan sesuai apa yang telah dicita-citakan.Hidangan yang disediakan umumnya adalah nasi tumpeng dengan lauk pauknya,dan untuk hal-hal khusus seperti syukuran biasanya menggunakan nasi tumpeng rasul. Disebut tumpeng rasul (mertua dalam kang lempeng=lewatilah jalan yang lurus mengikuti ajaran rasul Allah),dengan ciri khas ingkung (inggala njungkung atu bersujud),yakni beribadah sepenuhnya kepada Allah. Upacara diteruskan dengan dzikir dan do’a. Setelah doa selesai para tamu diberi nasi berkat untuk dibawa pulang. Sedangkan tamu undangan yang berhalangan hadir juga diberi jatah.

Elcom

Sistem Pertanian dan Pranota Mangsa


Sistem Pertanian
            Sistem petanian didaerah saya, yaitu Sungapan Dukuh, Argodadi, Sedayu, Bantul, Yogyakarta masih sangat tradisional. Mulai dari penentuan tanam,apa yang akan ditanam masih sangat tergantung dengan ketua Tani dan kalender Pranoto Mongso. Padahal sebenarnya kita memiliki keinginan yang lain,misalnya mau menanam tanaman yang lain berbeda dengan yang dianjurkan. Bila tanaman yang kita tanam sama, maka pada waktu panen harga akan anjlok atau tidak laku dipasaran. Sehingga hasil pertanian sering yang buat makan ternak,misalnya tanaman jagung atau tebon. Sedangkan tanaman padi bila panen dan hasilnya bagus biasanya oleh petani disimpan dulu,penjualan dilakukan bila harga jual tinggi.
Pranoto Mongso
            Selama ribuan tahun mereka menghafalkan pola musim,iklim dan fenomena alam lainya, akhirnya nenek moyang kita membuat kalender tahunan bukan berdasarkan kalender syamsiah (Masehi) atau kalender komariah (Hijriah) tetapi berdasarkan kejadian-kejadian alam yaitu seperti musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang dijagad raya.
Tabel Pranata mangsa selama setahun :
  1. Kasa (Kasiji) 22/23 Juni - 2/3 Agustus. Musim Tanam Palawija
  2. Karo (Kadua) 2/3 Agustus - 25/26 Agustus. Musim kapok bertunas tanam palawija     kedua.
  3. Katiga (katilu) 25/26 Agustus - 18/19 September.Musim ubi-ubi bertunas,panen palawija.
4.      Kapat (Kapat) 18/19 September – 13/14 Oktober. Musim sumur kering.
5.      Kalima (kalima) 13/14 Oktober – 9/10 November. Musim turun hujan,pohon asam betunas,pohon kunyit berdaun muda.
6.      Kanem (kagenep) 9/10 November – 22/23 Desember. Musim buah-buahan mulai tua. Mulai menggarap sawah.
7.      Kapitu (Katujuh) 22/23 Desember – 2/3 Februari. Musim banjir,badai,Mulai tandur.
8.      Kawolu (Kadalapan) 2/3 Februari – 1/2 Maret. Musim padi beristirahat,banyak ulat,banyak penyakit.
9.      Kasonga (Kasalapan) 1/2 Maret – 26/27 Maret. Musim padi berbunga,gareng pong (sebangsa serangga) ramai berbunyi.
10.  Kadesa (Kasepuluh) 26/27 Maret – 19/20 April. Musim padi berisi tapi masih hijau,burung-burung membuat sarang,tanam dipalawija di lahan kering.
11.  Desta (Kasabelas) 19/20 April – 12/13 Mei. Masih ada waktu untuk palawija,burung-burung menyuapi anaknya.
12.  Sada (Kaduabelas) 12/13 April – 22/23 Juni. Musim menumpuk jerami,tanda-tanda udara dingin di pagi hari.
Dari Pranota mangsa itu diketahui bahwa pada bulan Desember-Januari-Februari adalah musimnya badai, hujan, banjir, dan longsor. Mendekati kecocokan dengan situasi alam sekarang.
           Proses penentuan tanam dilakukan melalui rapat Gapoktan atau gabungan kelompok tani. Dimana para ketua tani dikumpulkan dan dibimbing oleh petugas pertanian setempat. Dari rapat tersebut menghasilkan kesimpulan kapan tanam,tanaman apa. Untuk menentukan hal tersebut sebagai panutan atau patokan adalah kalender Pranoto Mangsa. Karena sampai saat ini kalender tersebut sangat membantu Petani dan isinya sejauh ini benar. Jadi sampai saat ini Pranata Mangsa adalah salah satu warisan nenek moyang yang masih dimanfaatkan oleh petani. Kemudian ketua kelompok tani memberikan informasi kepada anggotanya supaya tahu dan seragam apa yang akan ditanam dan kapan. Pada musim penghujan rutin menanam Padi dua kali tanam atu dua periode. Sistem pengairan tadah hujan,bila terjadi kekeringan biasanya dilakukan pengairan dengan cara lep. Atau yang dekat dengan sumur dengan dipompa. Pada periode pertanama air masih sangat mudah,karena curah hujan sangat tinggi,bahkan sampai kelebihan air, sehingga harus dibuang sebagian. Tetapi pada periode kedua curah hujan sudah rendah, dan petani jika mengandalkan curah hujan tetap kekurangan air, sehingga harus dilakukan lep.
            Sedangkan pada musim kemarau petani menaman jagung dan kedelai. Petani yang memiliki sapi atau kerbau akan cenderung menanam Jagung. Karena pada waktu umur 2 bulan tanaman sudah bisa dibuat pakan ternak. Bila sampai menunggu waktu panen klobot atau pembungkus jagung juga bisa dijadikan pakan ternak. Sedangkan petani yang tidak memiliki ternak atau tidak memiliki lahan yang luas cenderung menanam kedelai. Karena kedelai harga jual tinggi, dan dihiting-hitung lebih menguntungkan kedelai dari pada jagung.